Powered By Blogger

Selasa, 26 April 2011

SEJARAH PAGAR NUSA GASMI

GASMI

 

SEJARAH BERDIRINYA PAGARNUSA GASMI(Gerakan Aksi Silat Muslimin Indonesia)
GASMI(Gerakan Aksi Silat Muslimin Indonesia) adalah perguruan pencak silat yang didikan oleh Gus maksum Jauhari(ponpes Lirboyo,Kedii).Awalnya GASMI di dirikan untuk menampung seni –seni pencak silat yang beliau ajarkan kepada santri yang menimba ilmu silat kepada beliau.
Sedangkan untuk biografi ,Gus maksum adalah tokoh persilatan yang sudah sangat terkenal didunia persilatan nusantara,siapa yang tidak kenal beliau?beliau sudah malang melintang dalam panggung adu kedigdayaan para pendekar nusantara.Gus maksum terkenal dengan sebutan Si rambut api,karna saat beliau menjadi komandan pasukan penumpas PKI,di tengah pertempuran rambut beliau berubah menjadi bara api yang menyala hingga para penganut paham PKI dapat dimusnahkan dari nusantara.Dan konon hanya ibunda beliau yang sanggup memotong rambut beliau.
Seiring berkembangnya zaman dan Indonesia mempunyai organisasi silat IPSI(Ikatan Pencak Silat Indonesia) ,Gus maksum dan para kiyai-kiyai nahdlotul Ulama’ seluruh nusantara mengadakan rapat untuk membentuk organisasi silat yang bisa masuk IPSI serta mampu mewadai perguruan-perguruan yang ada di bawah naungan organisasi NU,maka rapat yang di adakan di PonPes Lirboyo Kediri itupun meng hasilkan terbentuknya PAGAR NU dan BANGSA yang di singkat PAGARNUSA,pada tahun 1988 akhirnya organisasi ini masuk IPSI,dan mewadai perguruan- perguruan dibawah panji NU seperti perguruan GASMI,perguruan BATARA,perguruan CIMANDE,perguruan SAPUJAGAD,perguruan NH,perguruan CAKRA dll
Selain Gus maksum terpilih sebagai ketua Pagarnusa beliau juga terus mengembangkan Gasmi keseluruh penjuru negeri,seperti diwilayah Kalimantan,Sulawesi,sumatera,jawa dll.
SEJARAH MASUKNYA GASMI DI KISMANTORO,KAB.WONOGIRI
Berawal dari rasa ketidak puasan sekelompok pemuda yang sering keluar masuk organisasi silat yang ada di kismantoro,mereka adalah Pak Rohani,kang Roni,kang Bilal,kang kawit.kang paru dkk,mereka merasakan ada yang kurang dengan organisasi yang mereka Pernah coba masuki karna organisasi-organisasi itu tidak pernah mewakili spirit kerohanian yang dapat menyeimbangkan gerakan fisik dan jiwa spiritual atau inner power di dalam jiwa mereka.Akhirnya mereka dipertemukan dengan para pelatih GASMI PONOROGO oleh kang Tono yang sudah mengikuti latihan terlebih dulu di ponorogo yaitu Kang MUN,kang Medul,kang Shadiq dll ,mereka sepakat mengadakan latihan dan latihan pertama kali di adakantahun 2002 di halaman masjid Pelem,Kembangan,Gesing,Kismantoro dengan diikuti 36 siswa dan 30 siswa yang lolos menjadi waga dan berhak menyandang gelar pendekar yang telah diberi ijazah tenaga dalam oleh Gus maksum .
Awal-awal berdirinya GASMI di kismantoro mendapatkan tentangan yang sangat keras oleh organisasi silat yang sudah ada terlebih dahulu diwilayah kismantoro,tantangan itu berupa intimidasi fisik maupun psikis namun karna izin Allah gasmi Pagarnusa berkembang sangat pesat dan hingga kini mencapai ribuan siswa yang telah lulus menjadi warga dan pendekar.


PERKEMBANGAN PAGARNUSA GASMI DI KISMANTORO
Hingga kini ada 4 ranting tempat latihan GASMI di Kismantoro yaitu
Ranting GESING tempat latihan Cingklok gesing
team pelatih
1.kang mas’udi alghifari
2.kang kamto aljufri
3.kang karni
4.kang aris santoso
5.Kang pokarno aliyuddin
6.kang ibnu
7.kang Togel
Dll
Ranting GAMBIRANOM tempat latihan rumah Bp wanto geneng Gambiranom
team pelatih 1.kang wanto(jogo boyo)
2. kang Amin(BKK)
3. kang imblek
4. kang rony
5. Kang codot
6. kang munir
7. kang coro
Dll
Ranting GEDAWUNG tempat latihan mojo,miri Gedawung
team pelatih 1.kang rohani
2. kang kawit
3. kang anas
4. kang joko
5. Kang bilal
6. kang taufiq
7. kang nardi
Dll
Ranting LEMAHBANGtempat latihan setren lemahbang
team pelatih 1.kang fachrudin)
2. kang jumikun
3. kang joko
4.kang widodo
5.Kang pardi
6. kang ilham
7.kang marjoko
Dll

Kamis, 21 April 2011

gasmi Pagar Nusa

Minggu, 04 Oktober 2009

Gasmi


Gerakan Aksi Silat Muslimin Indonesia
ingat sepuluh tahun yang lalu, ketika masih kelas satu SMP, jiwa brutal, jiwa nakal, jiwa celelekan mulai nampak, bahkan sudah mulai real dalam perbuatanku. kemudian jiwa nakal dan kemaki itu terus berkembang hingga akhirnya kuputuskan untuk belajar beladiri supaya kemakiku sumbut dengan kemampuanku khususnya dibidang pergelutan alias perkelahian.
pada suatu sore ketika aku sedang menggembalakan kambing, datang seorang temen atau lebih tepatnya kakak tingkat saya waktu SD, karena memang dia beberapa tahun lebih tua dari aku, Kang Misdi gendon namanya. Kang Misdi tadi mendekati aku dan tak berapa lama kami terlibat obrolan yang seru, hingga akhirnya mengerucut kepada hobi pergelutanku. Kang Misdi menawari aku untuk ikut gabung dalam latihan silat yang dia kelola, Gasmi nama pencak silat itu. sebenarnya aku masih terheran-heran, Gasm,i itu pencak silat macam apa, wong selama ini aku belum pernah dengar namanya, apalagi pesilat-pesilatnya. dan akhir kata aku gabung dengan latihan itu.
minggu demi minggu berlalu, tak terasa sudah berbulan bulan aku latihan, bakat kelahiku semakin kelihatan, tantangan demi tantangan, perkelahian demi perkelahian ku hadapi dan semakin memantabkanku bahwa diriku seorang pendekar. dan jiwa bandel dan sok itu terus berkembang hingga akhirnya sampai pada penghujung latihan fisik, kami (aku dan teman-teman satu latihan) ada ujian di Ponpes al-Bukhori tulung sampung Ponorogo. disana kami dimbing langsung oleh al-mukharom Kyai Haji Agus Maksum Jauhari. kami diwejang banyak hal, kadang-kadang kami dimarahi dan dipojokan atas kebebalan kami, kami terus diwejang sebagai seorang calon pendekar Gasmi, dan anehnya tidak terasa banyak nilai-nilai agama yang masuk kedalam sanubari kami, meski kemasanya wejangan tentang kependekaran.
Lima buah ijazah atau amalan yang diberikan kepada kami sebagai awalan untuk mengolah tenaga dalam (tenaga non fisik). ada puasa, ada wirid, ada pantangan, ada Sholat dan do'a-do'a. singkatnya sepulang dari sana (tempat ujian) kami sangat sumringah dan berseri-seri karena mendapat banyak ilmu yang kami yakini kelak kemudian hari setelah menjalani ritual-ritual yang telah diberikan kepada kami, kami akan menjadi orang yang sakti.
sekian waktu kami menjalani berbagai laku (wiridan), terus dan terus hingga itu menjadi kebiasaan kami, yang semula kami tidak sholat kemudian mau sholat, yang semula tidak puasa kemudian puasa, yang semula suka miras berhenti minum miras dll, yang kesemuanya mengerucut untuk mendapatkan keslamatan dan kesaktian. hingga bertahun-tahun itu menjadi kebiasaan kami meski beberapa teman kami ada yang methol atau putus dari kebiasaan itu. anehnya kebiasaan itu menjadi keasyikan tersendiri bagi kami, kebiasaan itu membawa sebuah ketenangan dan kemantaban dan kadang kadang kami juga merasakan adanya peristiwa-peristiwa aneh yang diluar nalar, misalnya kami bisa selamat dari bahaya yang logikanya kami tidak dapat menghindarinya.
terus dan terus amalan kami jalankan dan akhirnya ada kesadaran dan pemahaman bahwa semua sumber kekuatan datangnya dari Alloh, semua kemenangan-kemenangan dalam perkelahian dijalanan maupun dipanggung itu juga atas izin alloh dan kami semakin yakin akan hal itu, hingga akhirnya sekarang setelah sepuluh tahun berkecimpung dalam dunia silat dan kadang-kadang masih suka kelahi, kami merasakan semakin membutuhkan ibadah dan belajar agama yang dulu waktu kecil ga sempat kami pelajari. andaikan kami ga belajar silat di Gasmi mungkin kami ga mengenal indahnya Islam, Agungnya Islam, dan Bahagianya hidup dalam naungan Islam yang kesemuanya itu kami peroleh secara perlahan dan bahkan tidak kami sadari bahwa selama belajar silat kami digiring menuju Islam....Alhamdulillah kami sempat mengenal gasmi Pagar Nusa... terima kasih kang Misdi dan pelatih-pelatih lain, terima kasih Mbah Mukhrim abdulloh dan jajaran pengurus cabang Ponorogo, terima kasih Gus Maksum...... melalui doa dan besutan panjenengan kami diberi kesempatan Alloh untuk bahagia dalam Islam

PAGAR NUSA

KH.MAKSUM JAUHARI (GUS MAKSUM SANG PENDEKAR)

Nama Gus Maksum memang selalu identik dengan dunia persilatan, tentu kita tidak asing lagi dengan Nama “PAGAR NUSA” yaitu ikatan pencak silat Nahdlatul ulama yang dididirikan pada tanggal 3 januari 1986 di pondok pesantren Lirboyo oleh para kyai-kyia NU dan sekaligus mengukuhkan Gus Ma’sum sebagai ketuanya.
kh, Maksum jauhari
Gus Maksum lahir di Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga dalam, pengobatan dan kejadukan .
KH.MA’SUM JAUHARI (GUS MA’SUM SANG PENDEKAR)
Sebagai seorang kiai, Gus Maksum berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren. Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat, kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu, seperti kebiasaan orang-orang “jadug” di pesantren, Gus Maksum tidak pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Gus Maksum memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya.
Dikalangan masyarakat umum, Gus Maksum dikenal sakti mandaraguna. Rambutnya tak mempan dipotong (konon hanya ibundanya yang bisa mencukur rambut Gus Maksum), mulutnya bisa menyemburkan api, punya kekuatan tenaga dalam luar biasa dan mampu mengangkat beban seberat apapun, mampu menaklukkan jin, kebal senjata tajam, tak mempan disantet, dan seterusnya. Di setiap medan laga (dalam dunia persilatan juga dikenal istilah sabung) tak ada yang mungkin berani berhadapan dengan Gus Maksum, dan kehadirannya membuat para pendekar aliran hitam gelagapan. Kharisma Gus Maksum cukup untuk membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan di pesantren melalui Pagar Nusa.
Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa” Gus Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, namun dia tak pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi. Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI Gus Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar! Gus Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan keberanian yang luar biasa.